10
Apr
10

Rm. Henrikus Falentinus Sairin, Pr.

Jadi Romo karena Mengagumi Sosok Romo

Lahir di Blitar selatan stasi Mojorejo pada 17 Februari 1961, romo Sairin (sapaan akrabnya) saat ini menjadi anggota Tribunal Keuskupan Surabaya sebagai Defensor Vinculi (anggota pengadilan gereja bidang perkawinan yang bertugas mempertahankan sebuah pernikahan Katolik lewat pengumpulan bukti dan fakta). Putra keempat Lukas Sukarmo (alm) dan Katarina Katinah (alm) ini ditahbiskan pada 26 Juli 1991 di Katedral Surabaya oleh Mgr. Dibyokaryono Pr.

Inilah profil romo baru di Paroki HKY :

Setelah ditahbiskan, romo Sairin ditugaskan pertama kali di Paroki Aloysius Gonzaga Surabaya pada Agustus 1991 sebagai pastor rekan bersama romo Uroto Sastro (alm). Namun di bulan yang sama, romo Uroto Sasto pergi studi ke Roma. Dalam masa “kekosongan” itu romo Sairin berkonsentrasi menuntaskan pembangunan gedung Pastoran Paroki Algonz yang selesai pada Oktober 1992 bertepatan dengan kedatangan romo Haryo Pranoto sebagai romo Paroki.

Setelah empat tahun pertama menjadi pastor rekan, pada Oktober 1995 romo Sairin ditugaskan menjadi pastor kepala Paroki St. Yosef Ngawi.

Enam tahun di Ngawi, romo Sairin “bergeser” ke Rembang sebagai pastor kepala Paroki St. Petrus dan Paulus hingga 2004. Saat di Rembang romo Sairin juga bertugas sebagai pengurus perwakilan Yayasan Pendidikan Yohanes Gabriel Regio IV (saat ini regio V). Jabatan ini sudah ia emban 10 tahun sejak masih bertugas di Paroki Aloysius Gonzaga. Dengan tugas ini romo Sairin merasa mendapat banyak wawasan dan pengalaman seputar pendidikan dan pengelolaan sekolah Katolik milik Keuskupan Surabaya.

Pada awal 2005 romo Sairin kembali ke Surabaya dan ditugaskan sebagai romo kepala Paroki St. Vincentius A Paulo Widodaren. Sampai dengan Oktober 2009, ia kembali bertugas di “luar kota” di Paroki St. Petrus Tuban sebagai romo kepala Paroki.

Sekarang, romo yang murah senyum ini bertugas di Paroki HKY sebagai pastor rekan dan romo umat wilayah 3.

Mengagumi Sosok Romo

Romo Henrikus Falentinus Sairin Pr. dibesarkan bersama dengan lima orang saudara laki-laki. Romo yang mengaku kerasan ditugaskan dimanapun itu menyelesaikan SD dan SMP di Blitar.

Sairin muda (saat SMP) dan kakak-kakaknya aktif mengikuti kegiatan Gereja sampai akhirnya bertemu dengan Romo Karyo Sumarto, CM. Bersama dengan teman-temannya, pria kalem yang gemar main catur ini, sering diajak Romo Karyo berkunjung ke stasi-stasi. Dari situlah muncul kekaguman akan sosok romo yang melayani dan dicintai umat. Keinginan menjadi romo muncul dari kekaguman itu. Rupanya gayung bersambut. Keinginan Sairin muda untuk menjadi romo didukung oleh segenap keluarga dan oleh romo Karyo sendiri.

Tamat SMP, pada 1977, Sairin muda dengan bulat memutuskan masuk ke Seminari Menengah St Vincentius A Paulo, Garum, Blitar. Sairin muda lulus pada awal 1981 karena ada perubahan jadwal ujian dan kelulusan yang seharusnya akhir 1980.

Lulus dari Seminari Garum, ia berhak mendapat nama panggilan baru. Sejak saat itu orang-orang memanggilnya frater Sairin.

Pada 1982 frater Sairin melanjutkan kuliah di Institut Pastoran Indonesia (IPI) Malang sambil praktek pastoral di sebuah di stasi. Tak lama kemudian ia kembali ke Seminari Garum untuk memasuki masa pemilihan jurusan selama sepuluh bulan. Saat penentuan jurusan frater Sairin memilih masuk Praja mengingat sedikitnya romo yang bertugas di Keuskupan Surabaya. Lagipula, jauh-jauh hari ia sudah sudah dimotivasi oleh para guru dan romo yang mengajar di Seminari bahwa Keuskupan harus banyak romonya. Karena alasan itulah Frater Sairin memutuskan memilih masuk Praja di Seminari Tinggi Interdiocesan Beato Giovani Malang pada 1983 sampai dengan Juni tahun 1991.

Dengan motto Imamat, “..inilah aku utuslah aku” (Yesaya 6 : 8), frater Sairin menerima sakramen Imamat pada 26 Juli 1991.

Kini sudah 20 tahun romo Sairin menjalani imamat dan pengalaman serta teladan hidupnya akan dibagikan kepada umat di paroki HKY sebagai “rumah”nya sekarang. (*)

Yonathan Beda Turra


0 Responses to “Rm. Henrikus Falentinus Sairin, Pr.”



  1. Leave a Comment

Leave a comment